haiku

Nagasaki

Nagasaki-Ken

Diam tanpa membalas

Pelor terbenam

(Haiku by @heningperwita)

Kata “ken” (県) dalam bahasa Jepang berarti “prefektur” atau propinsi. Nagasaki-Ken, Propinsi Nagasaki di mata dunia, dikenal sebagai wilayah yang dibom oleh Amerika Serikat. Pada pukul 11:02 tanggal 9 Agustus 1945, ledakan bom atom menghancurkan Nagasaki. Pelor atau peluru panas terbenam ganas tanpa pandang bulu membantai penghuninya. Bahkan orang-orang yang berhasil bertahan hingga hari ini terus menderita akibat radiasi bom atom.

Tujuh dekade telah berlalu sejak hari itu. Sekarang para penyintas bom atom telah masuk usia renta dan ingatan mereka akan bom atom masih melekat. Para penyintas ini berharap agar kaum muda tahu tentang kengerian perang, juga ancaman senjata nuklir. Maka mereka pun mengusahakan pentingnya perdamaian di dunia.

Warga Nagasaki berdoa agar pengalaman menyedihkan ini tidak akan pernah terulang di bumi. Tak ada dendam dalam jiwa mereka, justru mereka berharap manusia lain tak mengalami seperti kondisinya.

Ada area luas yang dinamakan Peace Park (tempat perdamaian) di wilayah Nagasaki. Terletak di sebuah bukit kecil dekat dengan bom dijatuhkan. Patung perdamaian setinggi 9,7 meter dan berat 30 ton, berdiri di taman. Dipahat oleh Seibo Kitamura, seorang seniman lokal Nagasaki. Tangan kanan yang menunjuk ke langit mengingatkan kita akan bahaya senjata nuklir, sedangkan tangan kiri yang terulur melambangkan perdamaian abadi. Wajah patung juga melambangkan kedamaian, sementara matanya yang tertutup melambangkan doa untuk ketenangan jiwa para korban. Kaki kanannya yang terlipat sedang bermeditasi sementara kaki kiri yang diluruskan ke tanah, meminta kita untuk berdiri dan membantu dunia. Patung ini diresmikan pada 1955, sepuluh tahun usai kejadian.

Dibangun pula air mancur perdamaian yang terletak di depan Peace Park. Air mancur itu mengenang banyak korban yang terdengar menangis putus asa meminta air sebelum menyerah pada luka. Air menyembur dari pancuran menyerupai burung merpati yang mengepakkan sayapnya. Di depan air mancur ada sebuah plakat hitam dengan kata-kata dari korban selamat, Sachiko Yamaguchi, yang menggambarkan rasa hausnya kala itu.

I was so thirsty

There was something like oil floating all over the water

I had to have water, and I finally drank it with the oil in it

(From a girl’s memoir of that day)

Saya sangat haus, saya tidak tahan 

Sesuatu seperti minyak menutupi seluruh permukaan air 

Tapi saya sangat ingin minum, akhirnya, saya meminumnya, minyak dan semuanya

(Ingatan seorang gadis di masa itu)

Betapa gambaran usai ledakan bom, kebutuhan air sangat dinantikan. Hampir seluruh Nagasaki kekeringan. Banyak korban meninggal akibat kehausan. 

Di antara patung perdamaian dan air mancur, ada lagi monumen yang dihadiahkan kepada Nagasaki. Hadiah dari kota dan negara di seluruh dunia yang menginginkan perdamaian. Karya seni ini tidak hanya menggambarkan persahabatan dan solidaritas internasional tetapi juga dimaksudkan untuk memperkuat harapan akan masa depan yang lebih baik dan keinginan untuk membersihkan dunia dari bom atom.

Setiap tahun pada tanggal 9 Agustus, Peace Park Nagasaki mengadakan peringatan perdamaian di mana walikota menyampaikan deklarasi perdamaiannya yang meminta agar dunia menahan diri untuk tidak lagi menciptakan senjata nuklir.

Standard
haiku

Matsubara

Hamparan pinus

Senja di sisi laut

Hawa Odo Park

(Haiku by @heningperwita)

Ada istilah matsubara di Jepang, yang artinya hamparan hutan pinus. Di Fukuoka, propinsi tempat saya tinggal, matsubara saya temukan di sepanjang wilayah Odo. Nama hutan pinus tersebut Iki no Matsubara yang membentang sekitar 3 kilometer di tepi pantai.  

Hutan pinus ini masih ada lanjutannya sampai ke Kota Karatsu di Propinsi Saga, tetangga Fukuoka. Saking indahnya pemandangan, sejak zaman dahulu orang-orang telah menulis lagu dan puisi tentang keindahannya selama berabad-abad. Saat ini, area hamparan pinus pinggir pantai Fukuoka dan Saga menjadi populer dan banyak pengunjung berduyun-duyun untuk menikmati keindahannya.

Legendanya, hamparan pinus ini ditanam oleh Permaisuri Jingu, “Jika impian saya menjadi kenyataan, tumbuhlah!” (dalam bahasa Jepang, “negai ga kanau nara iki yo!”). Pohon pinus yang konon permaisuri tanam memang tumbuh, dan itulah sebabnya hutan itu disebut Iki no Matsubara.

Satu hal yang menarik perhatian di hamparan hutan ini adalah bebatuan di sepanjang pantai yang disebut Genko Borui. Tembok batu yang didirikan di sepanjang teluk sebagai upaya menahan invasi Mongol pada tahun 1274. Di tahun itu, bangsa Mongol menginvasi Jepang, tetapi Genko Borui merupakan faktor penentu untuk memukul mundur mereka selama pertempuran. Pertempuran dengan 140.000 tentara Mongol yang terjadi di hutan Iki no Matsubara ini digambarkan dalam sebuah gulungan yang disebut Mōko Shūrai Ekotoba.

Ilustrated of the Mongol Invasion

Ada tiga hutan pohon pinus (matsubara) yang terbaik di Jepang. Pertama Niji no Matsubara di Propinsi Saga yang terhubung dengan Iki no Matsubara. Kedua Miho no Matsubara di Propinsi Shizuoka, dan yang terakhir Kehi no Matsubara di Kota Tsuruga Propinsi Fukui.

Pelengkap dari hamparan pinus di Iki no Matsubara adalah Odo Park atau Taman Odo yang berada satu kompleks. Odo Park merupakan salah satu ruang hijau di Fukuoka yang menakjubkan. Untuk pertama kalinya saya mengunjungi taman di tepi laut, di mana pohon-pohon pinus tumpah ke pantai berpasir. Taman yang tenang untuk menikmati senja dengan perpaduan semilir hawa laut yang lembut. Jika beruntung, kita pun bisa duduk santai sambil mendengarkan jangkrik. Odo Park, taman di tepi laut yang indah, permata bagi setiap orang yang memandang.

Standard
haiku

Tulip

Pagi berawan

Tulip di Ishibashi

Negara Turki

(Haiku by @heningperwita)

Semua orang mengira bunga tulip berasal dari Belanda. Sebenarnya, tulip berasal dari Asia Tengah dan Turki. Pada abad ke-16 mereka dibawa ke Belanda dari Turki, dan dengan cepat menjadi sangat populer. Hari ini Tulip dibudidayakan di Belanda dalam jumlah besar dan di ladang yang luas. Tulip yang dibudidayakan di Belanda tadi diekspor ke seluruh dunia sehingga orang mengira tulip itu berasal dari sana juga. Sebenarnya banyak varietas tulip yang dibudidayakan secara luas ditanam di Turki jauh sebelum diperkenalkan ke kebun Eropa.

Dalam sejarah Turki, tulip memainkan peran yang menarik. Periode antara 1718-1730 disebut sebagai “Era Tulip”, di bawah pemerintahan Sultan Ahmed III. Periode ini juga dinyatakan sebagai era kedamaian dan kenikmatan. Tulip menjadi gaya hidup yang penting dalam seni, kehidupan sehari-hari dan cerita rakyat Turki. Banyak bordir dengan gambar tulip, pakaian tekstil dan karpet buatan tangan wanita, ubin, miniatur yang memiliki desain atau bentuk tulip.

Orang Eropa lah yang memberi nama tulip. Namun, nama botani untuk tulip adalah tulipa, yang berasal dari kata Turki tülbent, yang berarti turban (penutup kepala). Tulip mendapatkan namanya dari kemiripan kelopaknya dengan lipatan kain yang tumpang tindih di turban (serban).

Tulip adalah bunga yang cukup liar namun indah di timur (Turki) hingga menjadi bunga yang eksotik, tak ternilai di barat (Belanda). Tulip telah memesona bangsa-bangsa selama berabad-abad hingga saat ini. Setiap musim semi, bunga tulip bermekaran dari bulan Maret hingga April, membawa palet warna cerah dan perasaan gembira setelah musim dingin yang panjang dan gelap. Jika cuaca bagus dan sejuk, tulip dapat bertahan selama satu atau dua minggu mekar penuh.

Ada varietas tulip yang mekar awal, pertengahan, dan akhir. Tulip mekar dalam berbagai macam warna cerah, termasuk putih, kuning, jambon, merah, hitam, ungu, oranye, dan banyak lagi. Setiap tahun di bulan April ada “Festival Tulip” di Istanbul. Pun Jepang pun tak mau ketinggalan.

Di Jepang, aneka tulip juga mekar pada musim semi. Saat pagi hari berawan di Ishibashi Cultural Center kota Kurume, Propinsi Fukuoka saya menemukan aneka tulip. Ishibashi adalah bangunan untuk pusat kebudayaan yang menggabungkan dengan museum seni, aula musik, perpustakaan, dan taman yang luas dengan bunga-bunga beraneka ragam, termasuk si tulip. Tak ketinggalan, bunga sakura khas Jepang, mawar, camellia juga bermekaran di taman Ishibashi. Taman Ishibashi dipenuhi bunga dan dijadikan warga sebagai tempat relaksasi dan juga pusat kebudayaan.

Standard
haiku

Ohori

Gerbangnya Kyushu

Ohori si pelindung

Istana aman

(Haiku by @heningperwita)

Taman Ohori wajib dikunjungi jika berada di Fukuoka.  Terletak di jantung kota, taman ini menawarkan berbagai jenis hiburan.  Ohori adalah tempat yang sempurna untuk menikmati alam, sejarah, dan budaya Jepang sekaligus. 

Sebagian besar taman terdiri dari air. “Hori” berarti parit dalam bahasa Jepang. Ditambah huruf O di awal yang berarti besar. Parit yang besar ini dulunya merupakan bagian dari sistem parit untuk Fukuoka Castle sekaligus sebagai pelindung agar musuh tidak dapat menembus istana.

Ada kolam besar dengan jarak keliling lebih dari 2 km yang terletak di area tengah taman.  Kolam ini memiliki pemandangan yang indah yang menjadikannya tempat untuk bersantai dan menenangkan pikiran.  Banyak orang akan berjalan-jalan di sekitar kolam untuk bersantai atau berolahraga.  

Di setiap musimnya, Ohori menawarkan berbagai jenis bunga seperti bunga matahari, tulip, kosmos dan masih banyak lagi untuk merasakan keunikan setiap musimnya.  Berjalan di sekitar kolam, terdapat paviliun vermillion berbentuk heksagonal memanjang dari pulau ke kolam yang merupakan tempat yang cocok untuk menikmati senja bersama teman dan keluarga.  

Dua jenis perahu bisa disewa di taman tersebut. Ada perahu berbentuk angsa yang digerakkan oleh pedal, dan perahu dayung kecil. Ada juga taman bermain besar untuk anak-anak. Beberapa kafe untuk menikmati kudapan dan minuman juga tersedia.

Taman Ohori dulunya bukan tempat yang menyenangkan dan ceria seperti sekarang. Tetapi lebih merupakan parit yang dalam dan tenang sebagai pelindung istana (Fukuoka Castle). Meskipun kini hanya tinggal reruntuhan, tempat ini dilestarikan sebagai situs bersejarah nasional oleh pemerintah Jepang. Kita sebagai generasi penerus masih mendapat kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan menyelami kejayaan Fukuoka Castle di masa lalu.

Saat mengunjungi Taman Ohori, jangan lewatkan untuk singgah ke peninggalan Fukuoka Castle yang berada tepat di sebelah taman.  Berdasar  sejarah, lebih dari 400 tahun lalu, Fukuoka Castle pernah menjadi  kastil atau istana terbesar di Pulau Kyushu.

Standard
haiku

Camellia

Camellia-San

Upacara minum teh

Cinta sempurna

(Haiku by @heningperwita)

Selain tempat-tempat wisata yang menakjubkan dan kuliner kelas atasnya, Jepang juga terkenal dengan bunga lokalnya yang indah.

Ada banyak bunga yang indah untuk dilihat di Jepang sepanjang tahun, dan bunga-bunga itu memiliki bahasanya sendiri, atau disebut sebagai “hanakotoba” dalam bahasa Jepang. Mempelajari hanakotoba akan membuat kita untuk lebih menghargai alam, seni, dan puisi Jepang.

Bunga cantik tersebut salah satunya adalah Camellia Japonica yang mekar pada akhir musim dingin hingga musim semi, dengan benang sari kuning dan kelopak bunga merah muda. Dianggap sebagai salah satu bunga terpenting di Jepang, karena sering digunakan dalam pola tradisional Jepang.

Tak hanya itu, Camellia telah disukai sebagai salah satu bunga yang cocok untuk upacara minum teh.  Orang-orang penting terdahulu juga menyukai bunga Camellia.  Hal ini menjadi simbol status bagi tokoh budaya untuk memiliki bunga Camellia sejak Periode Edo. Kecintaan pada Camellia telah menyebar di kalangan rakyat.

Camellia itu sendiri berarti “kerendahan hati”, “kebijaksanaan”, dan “cinta yang sempurna”. Ada sebuah puisi Jepang kuno yang menggambarkan keindahan Camellia Japonica.

Ko-se-ya-ma-no  Tsu-ra-tsu-ra-tsu-ba-ki  Tsu-ra-tsu-ra-ni Mi-tsu-tsu-shi-no-wa-na  Ko-se-no-ha-ru-no-wo

Pohon Camellia berjejer di Gunung Kose, mari kita ingat deretan bunga Camellia di ladang musim semi Kose dengan melihat pohon-pohon ini

Puisi karya Sakato no Hitotari (坂門人足)

Sakato no Hitotari membuat puisi ini ketika mengunjungi Kose pada  tahun 701. Puisi ini didasarkan pada puisi lama yang memuji bunga Camellia yang mekar penuh di ladang musim semi Kose.  

Camellia juga dilukis dalam gulungan gambar sepanjang 24 meter yang disebut “Seratus Camelia (百椿図)” pada tahun 1635. Gulungan itu menunjukkan berbagai bunga Camellia yang memiliki lebih dari 30 varian. Camellia juga dilukis untuk gambar di mangkuk, kipas angin, keranjang, tempat sampah, dll.  

Standard
haiku

Dazaifu Tenman-gu

Kuil sejarah

Dazaifu Tenman-gu

Seribu tahun

(Haiku by @heningperwita)

Kuil Dazaifu Tenman-gu (大宰府天満宮) merupakan salah satu Kuil Tenmangu (kuil pendidikan) terpenting di Jepang. Kuil ini menyimpan semangat Sugawara no Michizane, seorang sarjana periode Heian yang saat ini dipuja sebagai dewa pembelajaran.

Sebenarnya, ada sekitar 14.000 Kuil Tenmangu di seluruh Jepang, tetapi Kuil Dazaifu Tenman-gu di Fukuoka bisa dibilang yang paling terkenal karena dibangun di atas tanah tempat Michizane diyakini telah dimakamkan oleh pengikutnya ketika ia meninggal pada tahun 903 M. Dazaifu Tenman-gu mengabadikan Sugawara Michizane, seorang tokoh abad kesembilan yang didewakan sebagai Tenjin (dewa pembelajaran, budaya, dan seni).

Michizane lahir di Kyoto dari keluarga sarjana yang telah lama melayani Kaisar.  Dia menunjukkan bakat sejak usia muda, menulis puisi Cina pada usia sebelas tahun dan kemudian memasuki Akademi Nasional yang bergengsi.  Pada usia 29 dia sudah melebihi satu peringkat dari ayahnya.  Tetapi aliran kekuasaan di istana kekaisaran tidak menguntungkan Michizane, dan dia diturunkan pangkatnya, akhirnya ditugaskan ke pos pemerintahan kecil di Dazaifu pada tahun 901. Peristiwa ini telah mengasingkannya dari lingkup kekuasaan di Kyoto.  Namun, Michizane terus mendedikasikan dirinya untuk belajar, dan meninggal dua tahun kemudian. Michizane hingga kini dipuja sebagai dewa pembelajaran, ketulusan, dan perlindungan dari kejahatan karena kecerdasannya yang tinggi. 

Setelah kematiannya, serangkaian wabah dan bencana alam melanda ibu kota Kyoto, ibu kota Jepang di awal sebelum Tokyo. Peristiwa yang dianggap sebagai pembalasan Ilahi atas perlakuan tidak adil terhadap Michizane.  Gelar dan jabatannya dipulihkan secara anumerta, dan sebuah Kuil Dazaifu Tenman-gu dibangun di atas tanah tempat Michizane dimakamkan.

Saat ini ada sekitar 6.000 pohon plum dari hampir 200 varietas di sekitar Dazaifu Tenman-gu.  Dari jumlah tersebut, pohon plum di sebelah kanan kuil utama (honden) adalah yang paling terkenal.  Disebut “Pohon Plum Terbang” (飛梅, tobiume) karena menurut legenda, pohon ini terbang dari Kyoto untuk Michizane.  

Kota Dazaifu, berjarak kurang dari satu jam dari pusat kota Fukuoka.  Kuil ini memiliki museum, kedai teh, taman, dan workshop seni. Dazaifu terletak di lahan yang indah dan kota bersejarah. Meskipun kuil ini didirikan lebih dari satu milenium yang lalu, kuil ini masih berkembang pesat, mengundang seniman internasional papan atas untuk membuat karya baru di tempat. Di Dazaifu Tenman-gu terdapat festival musiman sepanjang tahun termasuk banyak harta karun bersejarah dan bangunan yang dipertahankan lebih dari 1.000 tahun. 

Kuil ini populer di kalangan siswa, yang datang ke sini untuk berdoa agar mendapatkan hasil ujian yang baik. Dazaifu dilengkapi dengan Museum Nasional Kyushu, yang dapat kita tempuh dengan berjalan kaki singkat dari Dazaifu Tenman-gu. Museum ini adalah bangunan modern yang mencolok, dengan pameran yang berfokus pada sejarah Kyushu dan interaksinya dengan Asia dan Eropa.

Taman di kuil Dazaifu Tenman-gu indah di semua musim. Dengan bunga sakura di musim semi, bunga iris di musim panas, dan dedaunan berwarna-warni di musim gugur. Dazaifu Tenman-gu juga terkenal dengan bunga Ume yang menjadi bunga kesukaan Michizane yang mekar di akhir musim dingin.

Standard
haiku

Togetsu-kyo

Togetsu Kyoto

Dunia empat musim

Sayang menunda

(Haiku by @heningperwita)

Jembatan Togetsu-kyo, yang membentang di Sungai Katsura, berada di salah satu daerah paling terkenal di Kyoto. Arashiyama nama daerah tersebut. Togetsu secara harfiah berarti “jembatan penyeberangan bulan”. Diyakini dari kisah kuno, Kaisar Kameyama pada saat itu menghadiri pesta dengan berperahu. Nama puitis “togetsu-kyo” itu sebenarnya terinspirasi oleh Kaisar Kameyama, yang menyaksikan bulan bercahaya sedang terbit di atas hulu sungai, tampak seolah-olah bulan itu sendiri sedang melintasi jembatan. Itulah mengapa nama jembatan tersebut Togetsu-kyo.

Togetsu-kyo adalah jembatan kebanggaan dengan panjang 155 meter yang membentang di Katsuragawa (gawa dalam bahasa Jepang berarti sungai) serta mengalir di daerah Arashiyama. Jembatan ini sudah ada sejak tahun 836, dengan kerangka kayu. Namun karena terkena banjir, maka pada tahun 1930-an,  dibangun dengan kerangka yang lebih kokoh tanpa menghilangkan unsur kayu sebagai warisan sejarah. 

Arashiyama yang menjadi lokasi jembatan tersebut adalah tujuan wisata representatif di Kyoto. Arashiyama yang biasa disebut saat ini adalah istilah umum untuk kawasan wisata yang berpusat di Jembatan Togetsu-kyo. Dahulu, wilayah ini sebagai tempat pondok atau menginap para bangsawan saat menikmati keindahan alam. Meski jauh dari kawasan Kota Kyoto, namun banyak sarana transportasi seperti kereta api dan bus yang disiapkan, sehingga akses menuju tempat ini tidaklah sulit. Saat ini sudah ada banyak kedai khas Jepang berjajar di sepanjang jalan pinggir sungai, salah satu yang halal pun ada. Hutan bambu Arashiyama yang terkenal, dan perahu rekreasi juga tersedia untuk disewa di sungai agar kita bisa merasakan seperti apa yang dilakukan bangsawan terdahulu.

Musim semi di Arashiyama terkenal dengan bunga sakuranya. Pada saat bunga sakura bermekaran, mewarnai gunung dan perbukitan di sekeliling Togetsu-kyo dengan warna pink sakura. Di musim gugur, perbukitan dan gunung berubah warna menjadi merah, oranye khas musim gugur. Secara alami, tanaman hijau di musim panas Arashiyama akan menyelimuti perbukitan. Di musim dingin, Arashiyama terbungkus salju putih yang cemerlang. Tidak mudah bagi tempat lain di Jepang yang menyuguhkan keindahan empat musim sekaligus dan Arashiyama adalah salah satunya. Arashiyama dianggap sebagai salah satu tempat wisata terbaik di seluruh negeri, karena setiap musim dapat kita nikmati pemandangan indahnya. Sangat disayangkan jika kita sampai menunda untuk mendatangi ciptaan-Nya yang terindah di Kyoto.

Standard
haiku

Wisteria

Ikon populer

Wisteria menggantung

Lingkaran semi

(Haiku by @heningperwita)

Jangan kecewa jika bunga sakura telah berguguran. Ada satu bunga lagi yang menjadi ikon musim semi bagi orang Jepang. Dialah fuji atau wisteria yang populer. Keindahan bunga ciptaan-Nya ini memikat mata setiap manusia yang memandang. Wisteria tumbuh di banyak taman di seluruh Jepang. Di Fukuoka, saya menemukan wisteria di Buzō-ji, Chikushino.

Terowongan wisteria Jepang bahkan lebih ajaib daripada Bunga Sakura. Wisteria, yang dikenal sebagai fuji dalam bahasa Jepang, memiliki kemampuan untuk menekuk. Wisteria dapat diubah menjadi terowongan besar berwarna biru, merah muda, ungu, kuning, dan putih.

Wisteria biasanya mekar sekitar akhir April dan awal Mei, dengan sedikit variasi tergantung pada jenis wisteria yang mekar. Misalnya, wisteria merah muda biasanya mekar penuh sekitar pertengahan hingga akhir April, sedangkan wisteria putih mekar penuh sekitar awal Mei dan wisteria kuning mekar penuh sekitar awal hingga pertengahan Mei.

Wisteria telah ditanam sejak periode Edo (1603-1867) dan terus menarik penduduk setempat dan pengunjung hingga hari ini selama Festival Wisteria di penjuru Jepang. Wisteria yang berusia hingga ratusan tahun, dapat tumbuh lebih panjang dan menciptakan tampilan seperti air terjun ungu yang mengalir.

Mekarnya wisteria hampir sama populernya di Jepang dengan sakura yang ikonik. Sakura yang tidak berlangsung lama, digantikan oleh Wisteria yang sama indahnya dengan bunga sakura.

Standard
haiku

Yoshino Cherry

Yoshino Cherry

Jambon menuju putih

Raja sakura

(Haiku by @heningperwita)

Selama musim semi, semua jenis bunga sakura yang indah bermekaran di seluruh Jepang. Ada lebih dari 300 varietas sakura liar dan budidaya. Ada satu varietas yang paling akrab bagi orang Jepang, yaitu sakura jenis Somei Yoshino atau Yoshino Cherry.

Bunganya berbentuk oval dan panjangnya 2-3 cm, dengan jumlah lima kelopak per bunga. Warna awalnya merah muda pucat saat pertama kali mekar, menjadi lebih putih seiring berjalannya waktu.  Baru kemudian daun hijau muncul menggantikan bunga, setelah kelopaknya jatuh. Bunganya tumbuh lebih besar dan lebih padat di cabang-cabangnya sehingga tampak rimbun indah saat mekar bersamaan.

Pohon Somei Yoshino bisa dipastikan dapat ditemukan di seluruh Jepang, kecuali Hokkaido tengah dan utara, Okinawa dan wilayah Amami yang terletak di Jepang selatan. Sakura jenis Yoshino Cherry banyak ditanam di sekitar sekolah dan rumah, bahkan di taman pusat kota.

Somei Yoshino bisa dikatakan Raja-nya Bunga Sakura. Menjadi ciptaan-Nya yang paling dicintai orang Jepang dan terkenal hingga ke mancanegara. Karena kelopaknya yang besar dan bunganya yang indah sangat cocok untuk diapresiasi. Juga, pohon itu tumbuh cepat dalam waktu sekitar lima tahun sejak ditanam.

Dikenal sebagai ‘raja sakura’, varietas Somei Yoshino membuat pengunjung berdecak kagum saat festival hanami (melihat bunga sakura di musim semi). Yoshino Cherry adalah varietas bunga berwarna putih dan merah muda yang lembut dengan kelopak yang sangat halus sehingga ketika gugur, mereka tampak menari-nari indah ditiup angin.

Standard
haiku

Yama Zakura

Tumbuh meriah

Putih Yama Zakura

Daun menyembul

(Haiku by @heningperwita)

Yama Zakura (ヤマザクラ) secara harfiah diartikan sebagai sakura gunung. Perwakilan jenis pohon sakura yang liar di Jepang. Bunganya memiliki lima kelopak yang relatif kecil, dan umumnya berwarna putih atau merah muda.

Yama Zakura tumbuh liar dan tidak dibudidayakan. Yama Zakura adalah salah satu spesies tertua sakura asli Jepang. Diyakini bahwa, ketika membaca puisi Jepang kuno, Yama Zakura inilah yang dirujuk oleh puisi tersebut.

Jepang memiliki sepuluh spesies pohon sakura liar, salah satunya adalah Yama Zakura. Bunga yang berasal dari zaman prasejarah ketika manusia mulai mendiami kepulauan Jepang. Sakura memang sejak dahulu sudah sangat umum di alam liar Jepang, baru kemudian dibudidayakan dan ditanam di taman-taman kota.

Yama Zakura ini unik, karena daunnya muncul bersamaan dengan mekarnya bunga. Sehingga tampilan Yama Zakura cenderung terlihat tidak semeriah sakura jenis lain yang hanya muncul bunganya saja di awal. Varietas ini berbunga lebih awal dari pohon sakura yang lain.

Standard