Self-Improvement

Beradaptasi di Situasi Sulit

Garis hidup siapa yang tahu. Allah sembunyikan. Dalam rangka apa? Supaya kita beriman. Bukankah salah satu iman itu iman kepada takdir?

“Ketika kamu sedih karena sesuatu yang kamu impikan belum ditakdirkan untukmu …⁣

Jangan jangan kamu tidak rida atas takdir Allah untukmu.

Maka segeralah benahi hatimu.⁣”

Menata hati, menyelami apa yang terjadi, sadar diri. Menyiapkan segalanya.

Tiba di Jepang, kami sendiri. Lalu sadar, bahwa sejatinya kita akan kembali pada-Nya sendiri.

Semua kondisi terbalik. Apa yang ada di Indonesia tidak ada di Jepang. Apa yang ada di Jepang tidak ada di Indonesia.

Lepaskan semua rasa yang pernah ada, syukuri apa yang ada di depan mata. Bagaimana bisa survive? Hanya bisa memohon pada Allah. Dan dijalani saja, dengan YAKIN.

Khawatir? Sudah pasti dan jangan ditanya. Manusia tempatnya khawatir. Belum pindah ke Jepang pun saya sudah khawatir ini itu.

Saat kekhawatiran melanda, sejatinya Allah inginkan kita lebih mendekat kepada-Nya, hanya menghamba kepada-Nya, tidak bergantung pada makhluk selain-Nya.

Tiap orang sudah pasti jalannya beda-beda, situasi sulitnya juga berbeda. Tapi kita bisa berpegang pada hal yang sama, Allah Subhanahuwata’ala.

“Bersandarlah hanya pada Allah. Tak usah khawatir, Allah akan senantiasa memberi pertolongan dan petunjuk.” (Tafsir QS. Al-Baqarah : 218)

Mungkin kalimat ini bisa sedikit menenangkan, “Mengko lak yo ono dalane.” Nanti juga pasti ada jalannya.

Jika di ilmu psikologi ada istilah penyesuaian (adjustment), yang merupakan proses interaksi secara terus menerus dengan diri sendiri, orang lain dan dengan lingkungan sekitar. 

Ada penyesuaian diri adaptive/adaptasi yang lebih mengarah ke badaniah. Dan ada penyesuaian diri adjustive yang lebih bersifat psikis. Semoga kita semua berhasil melalui keduanya.

Adjustment ini dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan yang bertentangan. Pasti dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalaminya. Contoh mudah adalah saat lapar. Kita mau makan, harus ada usaha panjang.

Jika kita sukses melalui adjustment/penyesuaian ini maka otomatis kita akan punya kualitas hidup yang tinggi. Atau kalau di WHO ada 4 tanda-tanda kesehatan mental yang di-share sejak awal KulWap #SerialSayurLodeh.

Namun jika kita gagal, apa yang akan terjadi? Mereka yang tidak dapat beradaptasi dengan baik lebih cenderung mengalami kecemasan yang berlebihan, putus asa, perilaku sembrono, dan lain sebagainya. Semoga jangan sampai terjadi dalam diri kita semua.

“Life is a series of natural and spontaneous changes. Don’t resist them; that only creates sorrow. Let reality be reality. Let things flow naturally forward in whatever way they like.”

― Lao Tzu

Mengutip dari Lao Tzu di atas, bahwa kehidupan ini merupakan perubahan yang alami dan spontan. Jangan menolaknya, karena akan menimbulkan kesedihan. Biarlah sesuai dengan kenyataan. Biarkan mengalir secara natural, berjalan seperti apa adanya.

Sesuai filosofi #SerialSayurLodeh, yang merupakan SAYUR TUJUH RUPA, semoga Allah senantiasa memberikan pitulungan (pertolongan) pada kita semua di situasi sulit di manapun dan bagaimanapun yang sedang kita hadapi. Aamiin.

Badai Pasti Berlalu. InsyaAllah.

*Materi KulWap #SerialSayurLodeh Sehat Mental dari Rumah #MenuHariKe5 kolaborasi dengan @happinaprojects awal pandemi 2020

Standard

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s