japanalivestory

Laksana Penghangat di Badai Salju

Seorang profesor Asian and Egyptian Studies dari Waseda University melakukan investigasi pada akhir 2018. Mr. Hirofumi Tanada menemukan ada 105 masjid di 36 propinsi di Jepang. Sebagai informasi, jumlah propinsi di Jepang sebanyak 45, artinya hampir di setiap propinsi terdapat masjid. Bahkan untuk propinsi besar, seperti Osaka misalnya, jumlah masjid bisa sampai dua lokasi.

Penambahan jumlah masjid di Jepang yang meningkat secara signifikan dikarenakan masuknya mahasiswa dan pekerja dari negara-negara Islam. Mereka bersemangat mendirikan masjid di hampir tiap propinsi, terutama di wilayah yang berdekatan dengan universitas. Tak dapat dimungkiri, masjid adalah penghibur kala seorang perantau harus berjauhan dengan keluarga di negara asal. Terlebih bagi umat beriman, masjid ibarat tempat bernaung. Keberadaan masjid di Jepang laksana penghangat di badai salju yang beku.

Semakin banyaknya masjid dibangun di Jepang, bukan berarti prosesnya mudah begitu saja. Ada tantangan tersendiri, bagaimana masjid tersebut dapat berhasil hidup berdampingan dengan masyarakat Jepang.

Masjid terbesar di Jepang, Tokyo Camii yang berlokasi di Shibuya Ward, bisa mencapai jumlah jamaah 700 hingga 800 orang untuk salat Jumat. Para jamaah berasal dari pendatang Asia Tenggara, Arab, dan negara-negara Afrika. Akibat membludaknya jamaah, sebagian tidak dapat memasuki gedung masjid yang penuh sesak itu, melainkan menggelar sajadah di halaman depannya. Selama salat Jumat dan hari-hari lain ketika acara besar berlangsung, jalan menuju masjid sering dipenuhi orang pada waktu masuk dan keluar, dan banyak mobil yang diparkir di jalan-jalan terdekat. Akibatnya kemacetan lalu lintas pun terjadi. Warga Jepang yang tinggal di sekitar Tokyo Camii Mosque mengeluhkan hal tersebut.

Berdasarkan laporan dari halaman fooddiversity (portal panduan halal food di Jepang), seorang wanita Jepang yang mengendarai sepedanya di wilayah Tokyo Camii, mengatakan jika ia membenci Islam. Tak lain dan tak bukan disebabkan perilaku muslim yang mengganggu lingkungan sekitar tersebut. Untuk mengatasi masalah keluhan masyarakat Jepang ini, imam masjid terkadang mengundang warga Jepang di sekitar masjid untuk hadir ke acara kuliner yang diselenggarakan oleh Tokyo Camii. Semua ini dilakukan dalam rangka mendekat pada warga Jepang agar muslim dapat hidup berdampingan.

Masjid Kanazawa, sebuah masjid di Kanazawa, Prefektur Ishikawa, Jepang tengah, malah justru mendapat keluhan dari warga Jepang sebelum didirikan. Agak berbeda, keluhan di Kanazawa disebabkan karena image muslim sebagai teroris, terutama dikaitkan dengan Al-Qaeda, jaringan jihad militan yang beritanya mendunia. Warga mengeluhkan jika nantinya akan ada masalah dan khawatir jika harga properti di sekitar akan anjlok. Setelah setengah tahun pembicaraan, warga Jepang di sekitar akhirnya menyetujui dengan syarat membuat sebuah dokumen perjanjian. Warga meminta pengelola masjid untuk mencegah kebisingan seminimal mungkin. Tak hanya itu, warga juga meminta agar bangunan eksterior masjid dibuat dengan tampilan hunian standar Jepang supaya tidak mencolok sebagai identitas Islam. Pihak masjid pun menyetujui permintaan tersebut.

Pada Agustus 2014, Masjid Kanazawa selesai dibangun. Komunitas muslim turut serta bergaul dan hidup berdampingan dengan warga sekitar. Hal itu dilakukan dengan upaya membersihkan daerah setempat dan menyekop salju saat musim dingin datang. Singkat cerita, Masjid Kanazawa berhasil menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Jepang di sekitar masjid.

Kejadian yang hampir mirip dengan insiden di Masjid Fukuoka pada tulisan sebelumnya. Untuk dapat diterima oleh masyarakat Jepang, muslim harus memiliki adab yang baik, sebisa mungkin sama dengan sifat baik orang Jepang. Ada sebuah sindiran yang beredar dan bisa kita jadikan sebagai renungan.

“Orang nonmuslim tidak membaca Alquran, mereka tidak membaca hadis. Yang mereka baca adalah dirimu, maka jadilah cerminan Islam yang baik.” (Terjemahan nasihat Khabib Nurmagomedov, seorang atlet bela diri muslim asal Rusia).

Standard

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s