Kokoh berdiri
Batu tersusun padu
Menghalau musuh
(Haiku by @heningperwita)

Saya pernah kagum dengan Japanese castle atau istana yang dibangun lebih dari 400 tahun lalu. Hingga sekarang, castle masih berdiri tegak dan dinikmati pengunjung. Konstruksi susunan batu yang indah di castle, adalah salah satu hal yang menjadi kekaguman saya. Konon, susunan batu di tembok castle, disebut dengan ishigaki.
Membangun ishigaki adalah pekerjaan besar yang melibatkan teknik canggih, tenaga kerja yang banyak, juga metode konstruksi “kering”. Artinya, tidak ada mortar yang digunakan. Mortar merupakan campuran semen, pasir, dan kapur mati untuk menempelkan batu bata. Di istana Jepang, bangunannya tanpa mortar namun tetap bisa berdiri tegak.
Meskipun Jepang memang memiliki teknologi pengikatan yang diperlukan untuk membuat mortar, dinding yang dibangun dengan menggabungkan batu tentu bukan tanpa alasan. Hal ini dikarenakan wilayah Jepang menjadi langganan gempa bumi, dan ada bulan tertentu (Juni-Juli) yang selalu hujan deras (tsuyu, perpindahan musim semi ke musim panas). Sehingga, teknik pembangunan tanpa mortar adalah yang terbaik untuk kondisi tersebut.
Tak hanya ishigaki yang menjadi ciri khas istana Jepang. Benteng putih berkilau yang dikelilingi oleh dinding batu yang tinggi ini juga dilengkapi parit yang dalam. Tentu parit ini dibuat bukan (lagi) tanpa alasan. Perlindungan terhadap serangan musuh adalah hal yang utama. Adanya parit membuat musuh takut untuk menyerang, karena kedalamannya. Sekokoh apapun castle tempat berlindung raja Jepang di zaman dahulu, tetaplah perlindungan paling utama adalah kepada Yang Maha Kuasa.