Musim berganti
Kaede tangan katak
Ilham pujangga
(Haiku by @heningperwita)

Jepang merupakan negara yang sangat terkait dengan pohon maple. Saat musim berganti, perbukitan dan pegunungan di Jepang berubah menjadi merah, kuning, dan oranye dari pohon maple. Gambar pohon maple yang tumbuh di taman dan kuil Jepang menjadi ikon di seluruh dunia.
Di Jepang dan luar negeri, pohon maple Jepang dipandang sebagai simbol keanggunan dan keindahan. Pergantian warna pada pepohonan adalah tradisi tahunan yang sangat dinanti-nantikan, sehingga membawa banyak turis ke taman nasional dan kuil Jepang untuk mengagumi dedaunan tersebut.
Pohon maple bagi orang Jepang memiliki arti yang penting, bahkan cenderung spiritual. Orang Jepang mengagumi keindahan ciptaan-Nya lewat tanaman maple yang berubah warna. Hal itu digambarkan dalam karya seni dan sastra.
Selama berabad-abad, di Jepang ada banyak puisi yang bertemakan tentang momiji dan kaede. Momiji Jepang dan daunnya yang gugur telah muncul sebagai inspirasi di banyak puisi dan sastra Jepang dan terus berlanjut hingga hari ini.
Kaede adalah jenis daun terkenal di musim gugur yang bentuknya mirip dengan “tangan katak”. Dalam sejarahnya, nama “kaede” berasal dari kata “kaerude“. Kata Jepang untuk “katak” diucapkan “kaeru” dan kata untuk “tangan” diucapkan “te” atau “de“.
Kaede mirip dengan momiji, hanya saja kaede lebih besar ukurannya dibanding momiji yang seperti telapak tangan bayi. Nama “momiji” berasal dari kata “momizu“. Di Jepang, “momizu” berarti berubah warna, yaitu menjadi merah atau kuning. Jadi inilah mengapa ada perbedaan makna antara kaede dan momiji meskipun bentuknya mirip.