Daun memudar
Hembusan angin dingin
Momijigari
(Haiku by @heningperwita)

Angin dingin dari utara (kogarashi) menjadi signal bagi pohon untuk menggugurkan daunnya. Suhu yang semula panas, perlahan menurun, menyebabkan tekanan rendah di laut sekitaran Jepang. Perubahan suhu inilah yang membuat daun momiji hijau berubah menjadi oranye, merah, kecoklatan.
Kogarashi dianggap sebagai pertanda musim dingin, didefinisikan sebagai angin dingin dari utara yang berhembus pada bulan Oktober. Angin utara bertiup di seluruh penjuru Jepang, makin hari membuat suhu semakin menurun, hingga di bulan berikutnya, terbentuklah salju.
Saat suhu turun secara bertahap inilah membuat alam Jepang sangat memikat banyak orang, bahkan hingga ke mancanegara. Tak ayal, saat autumn, banyak wisatawan berdatangan untuk berburu momiji (daun mapple). Kegiatan yang sudah berlangsung sejak tahun 700M, dan disebut dengan momijigari (melihat daun momiji di musim gugur).
Tradisi momijigari memiliki pengaruh besar pada budaya Jepang sejak periode Heian (794M – 1195M), dengan perburuan momiji yang sangat populer di seluruh negeri. Bagi umat Buddha Jepang, waktu ini adalah moment yang penting secara spiritual maupun simbolis karena mengingatkan kita bahwa hidup ini fana. Ya, musim gugur adalah lambang ketidakkekalan.
Meski begitu, musim gugur Jepang tetap menawarkan keindahan. Saat suhu turun setelah musim panas yang terik, warna daun hijau berubah menjadi warna oranye, merah, kuning, dan coklat yang cerah. Dedaunan musim gugur merupakan pemandangan yang telah menginspirasi seniman dan penyair selama berabad-abad.
Di waktu ini pula, orang-orang mulai mengganti kostum dengan bahan yang lebih tebal untuk menangkal dinginnya kogarashi. Bagi yang sudah merasakan dinginnya kogarashi, pasti akan mudah mengungkapkan rasa sakit yang dirasakan seseorang pada hari musim dingin. Angin ciptaan-Mu sungguh terasa dingin yang begitu menusuk.