Tertiup angin
Cosmos di pinggir pulau
Menghempas penat
(Haiku by @heningperwita)

Mekarnya Bunga Cosmos, menandai datangnya autumn (musim gugur) di Jepang. Warna pink, putih, dan ungu membuat gradasi indah saat bunga ini berkumpul di sebuah kebun.
Fukuoka memiliki spot strategis untuk menyaksikan kesempurnaan Cosmos ketika mekar. Pulau Nokonoshima namanya. Berada di tengah Hakata Bay (Teluk Hakata) dengan kontur perbukitan. Dari atas bukit itulah terhampar 500.000 Bunga Cosmos. Jika memandang ke bawah, Teluk Hakata akan jelas di depan mata. Birunya laut sebagai latar, berpadu dengan gradasi pink warna Cosmos. Sungguh sempurna ciptaan-Nya.
Tiupan angin sejuk khas autumn saat menerpa Cosmos, mencerahkan hari di musim gugur. Badan terasa lebih segar, setelah dihantam sengatan matahari di musim sebelumnya.
Waktu yang tepat untuk menikmati Cosmos ada di awal Oktober hingga awal November. Satu bulan adalah waktu yang cukup lama. Tak seperti Bunga Sakura yang hanya dapat dinikmati dua minggu saja.
Cosmos berhasil mencuri hati orang Jepang. Terlebih adanya julukan akizakura atau autumn’s cherry blossoms (sakuranya musim gugur). Kelopak bunga dari keduanya memang mirip. Maka pantaslah Cosmos disebut sebagai Sakura di musim gugur.
Musisi Momoe Yamaguchi di tahun 1977 membuat Bunga Cosmos semakin dikenal orang Jepang karena berhasil menyanyikan 秋桜 (dibaca kosumosu) atau Cosmos. Lagunya sungguh menyentuh hati. Dikisahkan seorang anak yang berpamitan kepada ibunya karena akan menikah. Moment itu bertepatan dengan mekarnya Cosmos di musim gugur.
Bagi saya, memandang keindahan Cosmos merupakan alternatif terbaik untuk menghempas penat. Setelah melewati hiruk pikuk kehidupan, alam menawarkan kembali kelegaan hati dan pikiran.
Salut
LikeLike
Manteb tenan
LikeLike
Manteb tenan
LikeLike
Mantul
LikeLike